Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki yang Terus Berlangsung
Gunung Lewotobi Laki-laki, yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, telah menunjukkan aktivitas vulkanik yang intens sejak November 2024 lalu. Pada Jumat malam, 1 Agustus 2025, gunung ini kembali mengalami erupsi dua kali. Erupsi pertama terjadi pada pukul 20.48 WITA dengan semburan abu vulkanik mencapai ketinggian 10 kilometer dari puncak, sedangkan erupsi kedua terjadi pada pukul 01.05 WITA dengan tinggi kolom abu mencapai 18 kilometer.
Letusan terbaru ini disebut sebagai salah satu fase terbesar sejak status Awas diberlakukan pada pertengahan Juni 2025. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa aktivitas vulkanik yang terus meningkat memperkuat kekhawatiran akan kemungkinan letusan berikutnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta pemerintah daerah setempat untuk memastikan tidak ada warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB). Hal ini dilakukan karena aktivitas vulkanik mengindikasikan bahwa gunung dengan ketinggian 1.584 mdpl itu masih berpotensi meletus kembali. Suharyanto, perwakilan BNPB, dalam rapat koordinasi secara daring, menegaskan pentingnya pengosongan wilayah KRB agar masyarakat tetap aman.
Berikut adalah rangkuman aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki dari awal tahun hingga Agustus 2025:
Januari hingga Februari 2025
Sejak 3 Januari 2025 hingga 13 Februari 2025, Gunung Lewotobi Laki-laki tercatat mengalami 43 kali gempa letusan atau erupsi. Pada 12 Februari, terjadi lonjakan aktivitas dengan 92 kali gempa vulkanik dalam dalam sehari. Meski demikian, erupsi terakhir terjadi pada jam 03.31 WITA, dan sampai saat ini belum ada aktivitas erupsi lagi.
Maret 2025
Pada 20 Maret 2025, Badan Geologi menaikkan status aktivitas gunung dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). Peningkatan aktivitas vulkanik tersebut terlihat melalui peningkatan kolom erupsi, asap kawah, dan gempa letusan. Selama periode pemantauan, tercatat 55 kali gempa letusan, 176 kali gempa hembusan, 67 kali gempa harmonik, dan 83 kali gempa vulkanik dalam.
April 2025
Erupsi terjadi pasca Lebaran 2025. Pada 6 April, semburan abu mencapai ketinggian 700 meter di atas puncak. Data kegempaan juga merekam satu kali erupsi pada 10 April dengan amplitudo maksimum 47,3 mm. Selama periode pengamatan, tercatat gempa hembusan, tremor harmonik, dan gempa rendah frekuensi.
Mei 2025
Status aktivitas kembali dinaikkan menjadi Level IV (Awas) setelah pemantauan visual dan data instrumental menunjukkan aktivitas yang masih tinggi dan tidak stabil. Keputusan ini diambil karena erupsi masih berlangsung dan berpotensi meningkat.
Juni 2025
Data kegempaan pada 26-27 Juni 2025 menunjukkan adanya tren penurunan aktivitas erupsi. Namun, meskipun tidak ada erupsi yang terekam, status gunung tetap dipertahankan pada Level IV. Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius enam kilometer dari pusat letusan.
Juli 2025
Aktivitas vulkanik intensif terus tercatat. Pada 7 Juli, gunung meletus dengan tinggi kolom abu mencapai 18 kilometer. Letusan ini menjadi yang terbesar sejak aktivitas intensif dimulai awal 2024. Kolom abu berwarna kelabu hingga hitam pekat, disertai suara dentuman kuat dan awan panas yang meluncur ke arah utara dan timur laut.
Awal Agustus 2025
Gunung Lewotobi Laki-laki kembali mengalami dua kali erupsi pada Jumat malam, 1 Agustus. Erupsi pertama menyemburkan abu hingga 10 kilometer, sementara erupsi kedua mencapai 18 kilometer. Kolom abu berwarna kelabu hingga hitam, dengan intensitas condong ke arah barat daya, barat, dan barat laut. Amplitudo maksimum letusan mencapai 47,3 mm dengan durasi 14 menit 5 detik.
Tim Pengamatan Gunung Api (PGA) harus meninggalkan pos pengamatan karena alasan keamanan. Petugas sementara mengungsi di Kantor Desa Pululera, sejauh 7 kilometer dari pos PGA. Tim PGA tetap memantau aktivitas vulkanik dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti BNPB, BPBD, TNI, Polri, dan Basarnas.
Comments are closed.