Gaji Tentara Bayaran Rusia yang Menarik Perhatian
Pengalaman Satria Kumbara, mantan Marinir TNI Angkatan Laut yang kini menjadi tentara bayaran di Rusia, memicu pertanyaan publik tentang besarnya gaji yang diterima oleh tentara asing yang direkrut Moskow. Pemerintah Rusia telah secara terbuka membuka jalur rekrutmen bagi warga negara asing sejak pertengahan 2022. Dalam berbagai laporan resmi media Rusia, disebutkan bahwa tentara kontrak asing terbuka untuk pria dewasa dari berbagai negara, termasuk Asia, Afrika, dan Timur Tengah.
Selain menawarkan gaji yang menarik, Rusia juga mengklaim bahwa mereka yang bersedia bertugas di medan konflik akan mendapat perlakuan setara dengan prajurit Rusia, baik dari tunjangan maupun bonus medan tempur. Langkah ini dilakukan sebagai strategi untuk meningkatkan kekuatan tempur di tengah meningkatnya tekanan medan perang pasca konflik antara Rusia dan Ukraina yang pecah pada akhir tahun 2022 silam.
Proses rekrutmen dilakukan melalui pusat-pusat pendaftaran militer di kota-kota besar Rusia. Setelah lulus tes medis dan latar belakang, calon tentara asing akan mengikuti pelatihan militer dasar sebelum dikirim ke zona pertempuran.
Berapa Gaji yang Ditawarkan?
Lalu berapa gaji yang ditawarkan pemerintah Rusia kepada para tentara bayaran hingga warga asing, termasuk dari Indonesia seperti Satria Kumbara yang nekat bergabung meski risiko yang dihadapi sangat besar? Satria Kumbara sendiri dikabarkan menerima gaji dasar 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 32,5 juta per bulan, di luar tunjangan bonus dan insentif lainnya. Jumlah ini belum termasuk uang makan, biaya hidup di barak, bonus risiko medan perang, serta kompensasi jika terluka atau gugur dalam tugas.
Menurut laporan Dara Massicot, peneliti senior di Program Rusia dan Eurasia di Carnegie Endowment for International Peace, gaji bulanan prajurit asing berada di kisaran 2.000–3.000 dolar AS. “Mereka menawarkan gaji pokok bulanan untuk tugas tempur sekitar 200.000 rubel, sekitar 2.000 dolar AS hingga 3.000 dolar AS,” ujar Massicot.
Selain menawarkan gaji, pemerintah Rusia juga menyiapkan bonus tanda tangan kontrak bagi prajurit asing. Beberapa wilayah federasi Rusia bahkan menawarkan insentif awal senilai 1,9 juta rubel atau setara 21.800 dolar AS (Rp327 juta) di Moskow. Di wilayah seperti Chelyabinsk dan Samara menawarkan tunjangan 4 juta rubel (40.000 dolar AS atau Rp 600 juta). Tunjangan ini diberikan sebagai biaya awal kesediaan bergabung di medan tempur dan dapat dibayarkan secara bertahap atau langsung.
Dengan kalkulasi gaji dasar, tunjangan perang, dan bonus kontrak, pendapatan tentara asing Rusia seperti Satria Kumbara dapat mencapai Rp 300–600 juta per tahun, bahkan lebih jika bergabung di unit tempur elit. Jumlah tersebut menjadikan gaji tentara kontrak Rusia baik lokal maupun asing masuk dalam 10–15 persen penghasilan tertinggi di negara itu, mengalahkan gaji pekerja sipil, buruh pabrik, dan bahkan beberapa PNS setempat.
Keuntungan dan Risiko
Pemerintah Rusia juga menjanjikan akses cepat ke status kewarganegaraan bagi para tentara asing. Dalam kasus Satria Kumbara, proses ini disebut sedang berlangsung. Kebijakan tersebut tertuang dalam dekrit Presiden Vladimir Putin sejak September 2022, yang mempercepat naturalisasi bagi prajurit asing. Namun, keuntungan besar ini datang dengan risiko tinggi. Bertugas di garis depan medan tempur Ukraina berarti nyawa selalu di ujung tanduk, dan kompensasi yang diterima tak sebanding jika nyawa menjadi taruhan utama.
Siapa Satria Kumbara?
Sosok Satria Arta Kumbara viral sejak Mei 2025 lalu setelah muncul unggahan dari akun TikTok @zstorm689. Dalam penjelasan profil pada akun tersebut, tertulis keterangan “mantan Marinir Indonesia, operasi militer khusus Rusia”. Akun tersebut juga beberapa kali mengunggah potret seorang lelaki bersama sekelompok pria yang diduga tentara asing.
Pada foto terbaru yang jadi sorotan adalah foto seorang lelaki tampak mengenakan pakaian bernuansa militer. Ia tampak berada di luar ruangan dengan latar semak-semak. Foto tersebut dibubuhi tulisan berbunyi, “LOH KOK JADI TENTARA RUSSIA??? BUKANYA DULU MARINIR???”.
Sementara pada foto lain, tampak sesosok laki-laki menggunakan pakaian mirip seragam Pakaian Dinas Upacara (PDU) IV Marinir TNI AL berpangkat Sersan Dua dengan baret ungu di kepalanya. Ia tampak berfoto di sebuah tembok batu bertuliskan Kodikmar dengan tulisan di bawahnya berbunyi “Saksi Bisu Awal Pengabdianku Menjadi Prajurit Baret Ungu”.
Usut punya usut, sosok Satria Arta Kumbara adalah seorang mantan anggota Marinir yang telah dipecat oleh TNI AL. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal), Laksamana Pertama I Made Wira Hady Arsanta Wardhana, Jumat (9/5/2025). Sebelum dipecat, Satria Arta Kumbara berpangkat Sersan Dua (Serda) sekaligus anggota Inspektorat Korps Marinir (Itkormar).
Adapun kasus yang membuat Satria Arta Kumbara dipecat dari dinas keprajuritan, adalah desersi. Ia meninggalkan tugas atau jabatannya tanpa izin dengan tujuan untuk tidak kembali. Satria melakukan desersi sejak 13 Juni 2022 hingga sekarang.
Terbaru, Satria Arta Kumbara kembali menjadi sorotan setelah mengunggah video pernyataan di akun TikToknya, @zstorm689, Minggu (20/7/2025). Dalam pernyataannya, Satria, pecatan TNI AL yang kini bergabung dengan operasi militer khusus Rusia, meminta bantuan pemerintah Indonesia untuk dipulangkan ke Indonesia. Padahal, Kementerian Hukum sebelumnya menyatakan bakal berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Rusia untuk menginformasikan kepada Satria, status kewarganegaraannya sebagai warga negara Indonesia (WNI) dicabut. Pencabutan status WNI Satria ini sudah sesuai aturan, sebab Satria bergabung dengan militer Rusia tanpa seizin Presiden.
Comments are closed.